18 August 2016

BAHASA ARAB FUṢḤᾹ DAN FAṢῙḤAH

9:25 PM

BAHASA ARAB FUṢḤᾹ DAN FAṢῙḤAH


Ada dua kata yang biasanya digunakan sebagai sifat dari bahasa Arab baku atau standar, yaitu kata fuṣḥā (الفصحى) dan faṣῑḥah (الفصيحة). Kedua kata itu berasal dari akar kata yang sama, yaitu (الفصاحة). Makna dari kata (الفصاحة) sendiri menurut bahasa adalah mengungkapkan dengan jelas dan terang, seperti “anak itu telah faṣῑḥ ucapannya”, apabila perkataannya sudah terang dan jelas. Dalam istilah balaghah kata (الفصاحة) digunakan sebagai sifat dari kata, kalimat dan pembicaranya sekaligus, maka ada kata yang faṣῑḥ, ada kalimat yang faṣῑḥ dan juga ada pembicara yang faṣῑḥ.
Dalam ilmu balaghah, ada tiga ciri dari (الفصاحة), yaitu pertama: tidak sulit diucapkan, kedua: tidak menyalahi qiyas dan ketiga: tidak terasa asing dalam penggunaannya. Kata yang sulit diucapkan dianggap tidak faṣῑḥ, seperti kata (المعخع) dan (مستشزرات). Kata yang menyalahi qiyas juga dianggap tidak faṣῑḥ seperti kata (بوقات) seharusnya adalah (أبواق). Demikian pula kata yang terasa asing dalam penggunaannya termasuk dalam kategori tidak faṣῑḥ seperti (افرنقع) (المسرج) dan lain sebagainya.
Kemudian apa bedanya antara kata fuṣḥā (الفصحى) dan faṣῑḥah (الفصيحة) dikaitkan dengan sifat bahasa Arab?
Kata faṣῑḥah (الفصيحة) adalah kata sifat yang jika disandingkan dengan bahasa Arab, berarti bahasa Arab yang baku atau standar. Sedangkan kata fuṣḥā (الفصحى) adalah kata sifat perbandingan bentuk muannats yang jika disandingkan dengan bahasa Arab, maka berarti lebih baku atau lebih dari standar. Bentuk mudzakar-nya adalah (الأفصح) sebagaimana kata lain yang memiliki pola yang sama, yaitu: (الأكبر) dan (الكبرى) atau (الأصغر) dan (الصغرى).
Dalam menggunakan dua kata tersebut sebagai sifat dari bahasa Arab, harus melihat terlebih dahulu tujuan dari ungkapan yang diinginkan. Jika tujuannya adalah menyebutkan sifat saja, maka yang tepat adalah dengan menggunakan kata faṣῑḥah (الفصيحة), yaitu bahasa Arab faṣῑḥah. Namun jika tujuannya adalah ingin membandingkan atau melebihkan dari yang lain, maka yang tepat adalah menggunakan kata fuṣḥā (الفصحى), yaitu bahasa Arab fuṣḥā. Sebagai contoh, seorang laki-laki yang belum beristri dalam bahasa Arab disebut (الأعْزَب) bisa disebut faṣῑḥ, tapi yang fuṣḥā atau lebih baku adalah (العزَب).
Sehingga penggunaan istilah fuṣḥā (الفصحى) dan faṣῑḥah (الفصيحة) sebagai sifat bahasa Arab keduanya dapat dibenarkan dengan melihat tujuan dari penggunaannya. Memang dalam hal ini ada pendapat yang ekstrim, yang hanya mau menggunakan kata faṣῑḥah (الفصيحة) saja sebagai sifat bahasa Arab dan tidak mau menggunakan kata fuṣḥā (الفصحى).
Apabila bahasa Arab itu ada yang baku dan ada pula yang tidak baku, maka untuk bahasa Arab baku atau standar juga dibedakan menjadi dua, ada yang baku dan ada yang lebih baku lagi. Bisa jadi ada yang berpendapat bahwa bahasa Arab logat suatu komunitas adalah bahasa Arab yang baku. Hal ini bisa dibenarkan, namun kebakuannya hanya berlaku pada komunitas tertentu itu saja. Sehingga ada bahasa Arab yang lebih baku lagi, yaitu yang bisa dipakai oleh semua komunitas Arab, semua pengguna bahasa Arab dapat memahami jenis bahasa itu, dan itulah yang disebut dengan fuṣḥā (الفصحى).
Bagaimana kaitannya dengan bahasa Arab al Quran?
Untuk bahasa al Quran, penyebutan yang lebih tepat adalah bahasa Arab fuṣḥā bukan bahasa Arab faṣῑḥah. Karena memang bahasa Arab yang digunakan oleh al Quran adalah bahasa Arab yang lebih dari standar rata-rata bahasa Arab. Sehingga bahasa Arab al Quran adalah bahasa Arab fuṣḥā secara mutlak dan tidak ada yang menyamainya dari bahasa Arab jenis manapun. Wallahu a’lam.
===============
Sumber :
Email : cak.uril@gmail.com
FB Akun : 
Ust. Uril Bahruddin

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Madrasatiy. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top