JUMLAH, TARᾹKIB DAN QAWᾹ’ID BAHASA ARAB
Ada sejumlah istilah dalam bahasa Arab yang perlu difahami sejak awal oleh para pembelajar bahasa Arab, agar tidak terjadi kerancuan dalam proses belajarnya, dan pada saat yang sama akan semakin memudahkan mereka dalam belajar bahasa Arab. Diantara intilah-istilah itu adalah istilah jumlah, tarākib dan qawā’id.
Jumlah dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kalimat, yaitu susunan yang terdiri dari beberapa kata hingga dapat membentuk makna yang dapat difahami. Adapun tarākib atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan struktur adalah rangka tersembunyi dalam sebuah jumlah. Jika kita mengungkapkan suatu kalimat dalam bahasa Arab, maka bentuk luarnya adalah jumlah dan rangka tersembunyi dibalik jumlah adalah tarākib.
Setiap bahasa apapun termasuk bahasa Arab memiliki model jumlah yang tidak terbatas. Sedangkan terkait dengan tarākib, maka semua bahasa termasuk bahasa Arab memiliki pola tarākib yang sangat terbatas. Sehingga setiap model jumlah dalam bahasa Arab pasti hanya memiliki satu pola tarkῑb. Namun, dari setiap tarkῑb bisa dibuat beragam model jumlah yang tidak terhingga.
Marilah kita perhatikan contoh di bawah ini, agar lebih jelas perbedaan antara jumlah dan tarākib di atas. Misalnya ada jumlah : (نَامَ الوَلَدُ نَوْمًا), adalah contoh dari sebuah jumlah yang di dalamnya hanya terdapat satu tarkῑb atau struktur saja, yaitu struktur: (فِعْل+فَاعِل+مَفْعُول مُطْلَق). Struktur tersebut dapat digunakan untuk membentuk berbagai model jumlah baru yang tidak terbatas jumlahnya, misalnya: (جَلَسَ الطِفْلُ جُلُوْسًا), (قَرَأَ الرَّجُلُ قِرَاءَةً), (كَتَبَ الطَّالِبُ كِتَابَةً) dan seterusnya.
Antara tarākib dan qawā’id juga memiliki sejumlah perbedaan, diantaranya, tarākib bersifat fungsional pada pembelajaran contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab secara langsung, sementara qawā’id lebih bersifat teori. Biasanya tarākib lebih menekankan pada pembentukan model-model kalimat dengan sedikit menyinggung kaidah bahasa, sebaliknya qawā’id biasanya lebih menekankan pada pembelajaran kaidah bahasa disertai dengan sedikit contoh dalam kalimat. Belajar tarākib sebenarnya adalah belajar qawā’id dengan cara tidak langsung.
Dalam dunia pembelajaran bahasa Arab, qawā’id juga dibagi menjadi dua macam, yaitu: qawā’id ta’lῑmiyah dan qawā’id ‘ilmiyah. Belajar qawā’id ta’lῑmiyah diperlukan bagi pemula dalam belajar bahasa Arab, menekankan pada struktur yang sederhana, lebih mendahulukan penggunaan dalam contoh berbahasa dari pada pendalaman kaidah, untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan tidak mendalam atau terperinci.
Sedangkan belajar qawā’id ‘ilmiyah diperlukan bagi orang yang spesialis mendalami ilmu qawaid , merupakan bagian dari belajar ilmu bahasa Arab (bukan sekedar belajar bahasa Arab), menekankan pada pendalaman kaidah yang mendalam dan terperinci serta menyeluruh, mempelajari berbagai perbedaan pendapat dan madzhab dalam ilmu tersebut dan dalam rangka memenuhi kebutuhan keilmuan.
Dengan demikian, bagi para pembelajar bahasa Arab, tidak perlu mempelajari seluruh kaidah bahasa Arab, mereka cukup mempelajari qawā’id yang fungsional saja atau disebut dengan qawā’id ta’lῑmiyah, adapau qawā’id ‘ilmiyah sama sekali tidak diperlukan bagi mereka. Mereka belajar qawā’id sebagai sarana untuk membantu belajar bahasa Arab dan bukan untuk mendalami ilmu bahasa Arab. Kecuali setelah mereka memiliki bahasa Arab yang mantap, kemudian ingin mendalami ilmu bahasa Arab, maka baru mereka harus belajar qawā’id ‘ilmiyah. Akan berbahaya lagi jika belajar bahasa Arab dimulai dari qawā’id ‘ilmiyah, sebagaimana pengalaman dari banyak orang, akan semakin membingungkan dan membuat kesan belajar bahasa Arab itu sangat sulit. Wallahu a’lam.
===============
Sumber :
Email : cak.uril@gmail.com
FB Akun :Ust. Uril Bahruddin
FB Artikel : Jumlah, Tarakib dan Qawaid Bahasa Arab
Jazakumullahul Khair, Sangat Bermamfaat.
ReplyDelete