18 August 2016

MENGAPA AL QURAN BERBAHASA ARAB?

MENGAPA AL QURAN BERBAHASA ARAB?


Jawaban pertanyaan di atas tentu sangat sederhana, yaitu karena Islam ditutunkan di jazirah Arab, dan karena bahasa masyarakatnya adalah bahasa Arab, maka bahasa kitab sucinya juga harus menggunakan bahasa Arab. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa Allah memilih jazirah Arab sebagai tempat kelahiran Islam. Sebagian orang mengatakan karena kerusakan akhlak masyarakat dunia pada saat itu yang paling dahsyat terjadi pada masyarakat Arab.
Pernyataan itu tidak seluruhnya dapat dibenarkan, karena pada abad ke enam, sebelum dan saat Islam diturunkan, masyarakat Arab berada pada masa pengembangan budaya yang cukup memuncak. Setelah disepakatinya bahasa Arab Fusha sebagai bahasa persatuan bagi semua suku yang ada di jazirah Arab, mereka sudah mulai menuliskan karya budaya dan mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah yang menunjukkan adanya perkembangan budaya mereka. Cerita Hatim at Thāῑ pada masa jahiliyah yang terkenal dengan kedermawanannya adalah diantara bukti akhlak mulia yang dimiliki oleh masyarakat jazirah Arab, Hatim rela menyembelih satu-satunya keledai yang dimilikinya demi untuk menghormati tamunya yang datang untuk membeli keledai itu. Lebih dari itu, sesungguhnya ada bangsa lain selain bangsa Arab pada saat itu yang lebih memiliki perilaku dan akhlak yang buruk, tetapi mengapa Islam tidak ditutunkan di sana.
Kawan…
Al Quran diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab juga disebabkan karena bahasa nabi pembawa risalah Islam adalah bahasa Arab. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap nabi yang ditus pada suatu kaum adalah berasal dari kaum itu sendiri, karena itu akan membantunya dalam menyampaikan misi dakwahnya kepada mereka. Demikin pula dengan nabi Muhammad saw. yang diutus oleh Allah untuk masyarakat Arab, maka beliau juga berasal dari masyarakat itu sendiri. Ketika Allah menurunkan wahyu-Nya, maka sudah barang tentu wahyu itu juga diturunkan dengan menggunakan bahasa nabi Muhammad saw.
Bahasa Arab dipilih sebagai bahasa al Quran juga disebabkan karena kelayakan bahasa Arab itu sendiri yang tidak terdapat pada bahasa lain, yang paling utama adalah karena bahasa Arab adalah paling konsisten. Alasan itu disampaikan oleh Allah swt. dalam al Quran: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan al Quran dengan menggunakan bahasa Arab yang tidak kebengkokan (di dalamnya)”. Al Quran adalah wahyu yang lurus dan sempurna, tidak ada kesalahan sama sekali di dalamnya, karena itu harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang paling lurus dan konsisten serta tidak ada kebengkokan di dalamnya. Tidak ada bahasa yang memenuhi persyaratan itu kecuali bahasa Arab.
Bahasa Arab itu memiliki jumlah akar kosa kata yang paling kaya, lebih dari 16.000 akar kosa kata. Sementara bahasa-bahasa lain yang semasa dengan turunnya al Quran, seperti bahasa Ibriyah memiliki hanya 2.500 akar kosa kata, begitu juga bahasa Latin hanya memiliki 700 akar kosa kata saja. Bahasa Arab juga memiliki kosa kata yang paling banyak, setiap kosa kata memiliki banyak sinonim, sehingga setiap pengguna bahasa bebas memilih kosa kata mana yang dikehendaki. Sebagai contoh, kata asad yang berarti singa, memiliki lebih dari 10 sinonim. Selain itu, bahasa Arab juga memiliki keunikan dapat diderivasi menjadi puluhan kosa kata baru yang masing-masing mengandung makna khusus berbeda dengan bentuk dasarnya.
Meskipun Bahasa Arab adalah bahasa yang paling matang, dalam menyusun ayat-ayat al Quran, Allah juga telah memilih kosa kata yang memiliki kesempurnaan, sehingga berpadulah antara kematangan dan kesempurnaan. Dari situ, setiap kata yang dipilih oleh Allah, bahkan setiap huruf mengandung nilai yang sangat berharga, sehingga seseorang yang membaca satu huruf saja akan mendapat kebaikan yang berlipat ganda. Kematangan dan kesempurnaan bahasa Arab juga yang membuatnya memiliki nilai sastra dan keindahan yang sangat tinggi, sehingga bahasa al Quran selalu berada pada posisi yang paling tinggi jika disandingkan dengan bahasa yang dipakai oleh para penyair Arab senior pada saat itu. Bahasa al Quran selalu paling menang dan tidak terkalahkan.
Sungguh sebuah kenikmatan yang luar biasa ketika kita dapat menyelami makna yang diinginkan oleh Allah dalam al Quran dengan terlebih dahulu mengerti bahasanya yang matang dan sempurna. Wallahu a’lam.

===============
Sumber
Email : cak.uril@gmail.com

AGAR CINTA KITA PADA BAHASA ARAB TIDAK PALSU

AGAR CINTA KITA PADA BAHASA ARAB TIDAK PALSU


Kawan-kawan sivitas akademik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mungkin masih ingat, sekitar tahun 2000 hingga 2003 ada dua orang dosen yang diutus oleh Al Azhar Mesir untuk mengajar di kampus kita yang waktu itu masih bernama STAIN Malang. Saat pertama kali kami berkenalan dengan mereka, kami merasa bangga -semoga tidak sampai sombong- karena salah satu dari keduanya memuji bahasa Arab Fusha yang kami gunakan. Bukan hanya itu, beliau juga menvonis dengan ungkapannya yang masih belum terlupakan sampai sekarang, “pasti kamu sering membaca al Quran ya”.
Kawan…
Mempelajari bahasa Arab hingga benar-benar mampu menguasainya dengan baik tentu menjadi idaman bagi setiap muslim. Namun masih banyak diantara kaum muslimin yang masih belum dapat merealisasikannya dengan baik. Untuk itu perlu kita tanamkan cinta terlebih dahulu pada bahasa Arab, dengan cinta itu akan mendorong dan memberi semangat kepada kita. Mungkin ada diantara kita yang mengatakan, “saya sudah menyintai bahasa Arab”. Ingat bahwa menyintai sesuatu itu ada tanda-tandanya, tidak bisa kita hanya merasa menyintai tapi belum ada buktinya. Cinta kepada bahasa Arab tanpa bukti adalah cinta palsu.
Bagaimana caranya agar cinta kita pada bahasa Arab tidak palsu? Menurut pengalaman sementara, vonis dari salah seorang dosen dari Al Azhar Mesir di atas ada benarnya. Banyak membaca al Quran adalah salah satu bentuk kecintaan kita kepada bahasa Arab. Nasihat inipun sering kami sampaikan kepada setiap mahasiswa baru yang mulai belajar bahasa Arab, agar mereka banyak-banyak membaca al Quran. Alasannya sangat masuk akal, karena al Quran itu tertulis dengan bahasa Arab Fusha, maka dengan banyak membaca al Quran secara otomatis kita juga belajar bahasa Arab. Apabila lisan kita sudah terbiasa mengucapkan bunyi atau ashwat al Quran sesuai dengan makhraj-nya yang benar, maka ashwat itu juga ashwat yang ada dalam bahasa Arab. Selanjutnya kita akan merasakan kemudahan dalam belajar bahasa Arab.
Untuk membuktikan cinta kita kepada bahasa Arab, target membaca al Quran setiap hari harus kita tetapkan dan dilaksanakan secara disiplin dan kontinyu. Dalam hal ini perlu kita padukan antara target kuantitas dan kualitas bacaannya, agar berdampak positif untuk memudahkan kita dalam belajar bahasa Arab. Kita perlu mengevaluasi diri, mengapa sudah sekian lama kita membaca al Quran, namun rasanya tidak ada peningkatan yang signifikan apalagi berdampak pada munculnya kemudahan mempelajari bahasa Arab. Menurut hemat kami ada tiga kata kunci yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi diri kita, yaitu: kuantitas, kualitas dan kontinyuitas dari bacaan al Quran kita.
Bukti cinta kita kepada bahasa Arab yang lain adalah jika kita banyak mentadabburi ayat-ayat al Quran. Tadabbur ayat adalah perintah Allah, bahkan dalam al Quran disebutkan bahwa orang yang tidak mentadabburi ayat al Quran itu bagaikan orang yang hatinya tertutup. Allah berfirman; “Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci”. Tadabbur ayat adalah usaha untuk memahaminya, hal itu hanya bisa dilakukan dengan mencari makna dari kata-kata yang digunakan untuk merangkai ayat-ayat al Quran. Apabila kita melakukan pencarian terhadap makna setiap kata dalam al Quran, berarti kita juga belajar kosa kata bahasa Arab. Apabila dilakukan secara terus-menerus, maka akan membantu memudahkan kita dalam belajar bahasa Arab.
Bukti cinta kita kepada bahasa Arab yang lain adalah jika kita berusaha untuk memiliki sejumlah sarana untuk belajar bahasa Arab. Diantara sarana minimal yang perlu diusahakan adalah memiliki mushaf al Quran selanjutnya dibaca secara kontinyu dengan memperhatikan kuantitas dan kualitasnya. Sarana yang lain adalah memiliki mushaf terjemahan, yang akan bermanfaat untuk membantu mentadabburi ayat-ayat al Quran. Sedangkan sarana yang ketiga adalah memiliki kamus bahasa Arab, yang dapat dijadikan referensi pada saat mencari makna dari kata-kata yang belum diketahui.
Ketiga kegiatan diatas, apabila dapat kita lakukan dengan baik, maka minimal sudah menjadi bukti awal bahwa cinta kita kepada bahasa Arab bukan cinta yang palsu. Lebih dari itu juga akan dapat menumbuhkan semangat kita dalam belajar bahasa Arab. Tentunya apabila ingin lebih mendalami bahasa Arab, harus lebih intensif lagi dalam mempelajarinya, dengan menggunakan berbagai media yang sudah banyak dibuat oleh para pakar pembelajaran bahasa Arab dan tidak cukup hanya dengan tiga kegiatan tersebut. Wallau a’lam.

===============
Sumber
Email : cak.uril@gmail.com

BAHASA AL QURAN LEBIH DARI BAHASA ARAB

BAHASA AL QURAN LEBIH DARI BAHASA ARAB


Al Quran diturunkan oleh Allah swt. sebagai tanda kerasulan nabi Muhammad saw. dan menjadi bukti nyata kebenaran dakwahnya. Al Quran adalah mukjizat terbesar nabi Muhammad saw. Kemukjizatannya dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya adalah dari sisi bahasanya. Bahasa yang digunakan oleh al Quran bukan sekedar bahasa Arab biasa, namun bahasa dengan tingkatan yang tertinggi. Kehebatan karya sastra Arab Jahiliyah yang tsangan monumental itu tidak dapat mengalahkan bahasa al Quran. Para penyair Arab itupun bertekuk lutut dihadapan al Quran. Meskipun demikian, mereka juga tetap bertahan dalam kekufurannya terhadapa ayat-ayat al Quran.
Kekaguman para penyair Arab terhadap bahasa al Quran seringkali terungkap dari lisan mereka sendiri, misalnya salah seorang tokoh penyair yang bernama Utbah bin Rabi’ah, ketika mendengarkan rasulullah saw. membaca beberapa ayat pada bagian pertama surat Fusshilat, kemudian ia kembali ke kaumnya dengan membawa kesan yang sangat mendalam dari bacaan rasulullah tersebut. Setelah ditanya oleh kaumnya tentang kesannya terhadap al Quran, Utbah menjawab: “Saya telah mendengarkan ungkapan yang belum pernah saya dengarkan seperti itu sebelumnya, ungkapan itu bukan puisi, bukan pula karena sihir atau mantra-mantra perdukunan. Wahai kaum Quraisy, taatilah aku dan jangan hiraukan perkataan itu, biarkan itu ada di sana bersama mereka”. Dan masih banyak lagi kesan kekaguman yang diungkapkan oleh para penyair mereka.
Bahasa al Quran itu adalah mukjizat, untuk menandingi bahasanya, tidak seorangpun dari para penyair Arab pada waktu itu yang sanggup melakukannya, Dalam banyak ayat al Quran telah mempersilahkan mereka untuk membuat susunan bahasa seperti al Quran, namun tidak ada yang mampu melakukannya (at Thur:34), bahkan diturunkan menjadi sepuluh surat saja juga tidak mampu (Hud:13), terakhir hanya diminta untuk membuat satu surat saja juga tidak ada yang mampu melakukannya (al Baqarah:23). Seandainya ada diantara para penyair itu yang mampu melakukannya, tentunya kita dapat melihat hasil karya mereka saat ini.
Sesungguhnya kosa kata yang digunakan untuk menuliskan bahsa Arab dan bahasa al Quran tidak ada perbedaan, susunan tata bahasa bahasa Arab juga tidak berbeda dengan struktur yang digunakan oleh bahasa al Quran. Orang Arab juga mengetahui bahwa antara keduanya tidak ada perbedaan dari sisi unsur bahasanya. Namun, mengapa para penyair Arab itu tidak mampu menyusun karya sastra yang sama dengan bahasa al Quran.
Yang membedakan adalah bentuk pemilihan katanya. Allah telah memilih kata yang bukan hanya indah dalam rangkaiannya, namun makna yang terkandung sebagai konsekwensi dari pemilihan kata itu juga yang membuat berbeda dengan bahasa Arab biasa. Begitu juga tentang pemilihah struktur yang dihiasi dengan spirit wahyu, membuat susunan tata bahasa al Quran tidak bisa disamai oleh bahasa Arab.
Itulah bahasa al Quran yang tingkatannya melebihi bahasa Arab, karena yang membuatnya adalah Dzat yang Maha Kuasa, Pencipta bumi dan segala isinya. Diantara hikmah dibalik tingginya tingkatan bahasa al Quran dibanding dengan bahasa Arab adalah untuk menjaga keabadian bahasa al Quran. Seandainya bahasa al Quran itu sama dengan bahasa Arab biasa, maka dimungkinkan dengan perjalanan waktu adanya pergeseran pada bahasa Arab yang mengakibatkan terjadinya pergeseran pada bahasa al Quran.
Hikmah lain dari adanya perbedaan antara bahasa al Quran dan bahasa Arab adalah untuk mempercepat penyebaran bahasa Arab, karena bahasa itu akan mengikuti umat Islam. Dimana saja Islam tersebar, di situ juga terdapat bahasa al Quran yang tingkatannya lebih tinggi itu dipelajari, dan bahasa Arab-pun mengikuti jejaknya. Pada akhirnya akan membuat bahasa Arab ini menjadi bahasa Internasional dan dibutuhkan oleh semua orang untuk berkomunikasi.
Kawan…
Betapa indahnya bahasa Arab, betapa sempurnanya bahasa al Quran. Kalau ada orang yang tidak memahami bahasa orang lain saja akan menjadi tersesat dan tertipu, alangkah lebih tertipunya jika ia tidak memahami bahasanya sendiri, yaitu bahasa al Quran?. Wallahu a’lam.

==============
Sumber 
Email : cak.uril@gmail.com

Al QURAN ADALAH REFERENSI BARU BAHASA ARAB

Al QURAN ADALAH REFERENSI BARU BAHASA ARAB


Salah satu karakter bahasa adalah berkembang, alasannya adalah karena bahasa itu termasuk fenonena sosial yang selalu dinamis dan berkembang, maka bahasa juga memiliki karakter yang sama. Hikmah dari berkembangnya sebuah bahasa adalah agar mampu memenuhi tuntutan perubahan zaman yang sangat cepat. Perubahan bahasa yang paling banyak terjadi pada kosa kata, sebagai contoh kata komputer dan istilah-istilah yang terkait dengannya, 25 tahun yang lalu sudah barang tentu istilah-istilah itu belum dikenal secara luas seperti pada zaman sekarang. Perkembangan bahasa juga terjadi pada perubahan makna, namun persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan perkembangan kosa kata. Begitu juga perkembangan pada struktur bahasa lebih sedikit lagi.
Demikian pula yang terjadi pada bahasa Arab. Dalam hal kosa kata, referensi penetapan kosa kata bahasa Arab Baku sebelum al Quran datang hanya ada dua saja, yaitu karya sastra berbentuk prosa dan puisi. Setiap kali para ahli bahasa Arab di zaman jahiliyah ingin mengukur atau memastikan apakah sebuah kosa kata itu baku atau tidak, mereka lakukan dengan melihat terlebih dahulu apakah kata tersebut digunakan dalam penulisan prosa atau puisi mereka. Oleh karena itu pengertian bahasa Arab standar menurut mereka pada saat itu adalah bahasa yang digunakan oleh para sastrawan dalam karya sastra mereka atau para orator dalam ceramah-ceramah mereka.
Dengan hadirnya al Quran, bahasa Arab menjadi memiliki tambahan referensi baru, disamping mengambil referensi dari prosa dan puisi juga mengambil dari al Quran. Kehadiran bahasa al Quran sebagai referensi baru dalam bahasa Arab bukan hanya berpengaruh dalam mengembangkan bahasa Arab, namun lebih dari itu dapat membuat bahasa Arab menjadi bahasa yang dapat bertahan lama dalam waktu yang tidak terbatas sepanjang umur al Quran itu sendiri. Perlu ditegaskan di sini bahwa bahasa al Quran itu bukan termasuk dalam kategori prosa, dan bukan pula puisi, tetapi bahasa al Quran itu adalah firman Allah Tuhan semesta alam.
Dalam kajian perkembangkan bahasa Arab kehadiran bahasa al Quran telah menambahkan sejumlah kosa kata baru yang sebelumnya belum dikenal oleh orang Arab jahiliyah, utamanya dengan munculnya istilah-istilah keagamaan yang terkait dengan keyakinan dan ibadah dalam Islam.
Kata “iman” misalnya, telah mengalami pergeseran makna dari makna yang dikenal pada masa jahiliyah yaitu “membenarkan” atau “meyakini” dan itulah yang disebut dengan makna leksikal. Dengan hadirnya al Quran, kata itu telah menjadi memiliki pergeseran makna dan pengertian khusus, yaitu: “Engkau meyakini dengan sesungguhnya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya, hari akhir dan ketentuan baik dan buruk yang telah dibuat oleh-Nya”. Makna awal dari kara “iman” menjadi tidak popular lagi, semua orang di zaman sekarang ketika menggunakan kata itu yang dimaksud adalah kata “iman” dengan maknanya yang baru.
Begitu juga kata “haji”, asalnya hanya memiliki makna “menuju”, tetapi dengan kehadiran al Quran, kata itu telah mengalami pengembangan makna menjadi “menuju baitullah untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya, seperti memakai pakaian ihram, melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, sa’i antara bukit Shafa dan Marwa tujuh kali, wukuf di Arafah dan lain sebagainya”. Hal yang sama terjadi pada kata kufur, shalat, zakat, maghfirah, tauhid, fiqh, nahwu, sharaf dan lain-lain.
Dibalik perubahan makna yang terkandung dalam sebuah kosa kata Arab, al Quran juga telah mengubah nilai dari kosa kata itu menjadi memiliki kemuliaan dan ketinggian makna. Seperti kata “rasul”, sesungguhnya bukan hanya sekedar maknanya yang berubah, namun nilai dan kemuliaan hakekat makna kata itu harus disertakan dan dihayati dalam kehidupan kita sebagai muslim. Dengan menyebut “rasul”, maka kita ingat sosok yang agung dan mulia yang harus dihormati dan ditaati, yaitu Muhammad saw.
Kawan…
Disamping itu, semua kosa kata baru baik hasil dari penggeseran makna atau yang ditambahkan oleh al Quran dalam kosa kata bahasa Arab memiliki misi secara tidak langsung yaitu mengajak manusia untuk memilih perilaku dan menerapkan nilai-nilai akhlak yang mulia dalam kehidupan kita sebagai muslim. Semoga dapat menambah semangat kita dalam mempelajari bahasa Arab karena kemuliaan yang keunggulan yang dimiliki oleh bahasa itu. Wallahu a’lam.

===============
Sumber
Email : cak.uril@gmail.com

MELUKIS INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB

MELUKIS INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan jumlah penutur bahsa Arab sebagai bahasa resmi pertama mereka yang tinggal di seluruh negara Arab adalah 279 juta jiwa, atau sama dengan 4,4% dari penduduk dunia. Disamping itu, ada juga penutur bahasa Arab bukan sebagai bahasa resmi pertama negaranya, karena mereka bukan penduduk negara-negara Arab, jumlah mereka mencapai 130 juta jiwa. Jika penduduk dunia pada tahun 2050 adalah 9,3 milyar, maka diperkirakan jumlah penutur bahasa Arab sebagai bahasa pertama mencapai 6,94% dari keseluruhan penduduk dunia. Adapau jumlah penutur bahasa Arab sebagai bahasa kedua pada tahun 2050, maka jumlahnya tergantung keseriusan kita dalam menyebarkan bahasa Arab untuk penutur asing. Apakah bisa kita menjadikan bahasa Arab di dunia ini menjadi bahasa yang paling banyak penuturnya pada tahun 2050? Dan bagaimana dengan di Indonesia?
Sejarah telah mencatat dengan baik bahawa antara tahun 1917 hingga tahun 1943 di Indonesia pernah terbit tidak kurang dari15 media cetak berbahasa Arab. Diantaranya diterbitkan di Solo, Pekalongan , Bogor, Jakarta dan Surabaya. Dari lima kota itu yang paling banyak menerbitkan media berbahasa Arab adalah kota Surabaya, yaitu mencapai 9 media, diantaranya adalah koran mingguan “Hadlramaut” dan majalah bulanan “Ad Dahna’”. Bahkan koran berbahasa Arab yang terbit di Jakarta sudah menggunakan nama lokal Indonesia yaitu “Borobudur”. Dari 15 media cetak itu secara umum ada 9 koran mingguan dan 6 majalah bulanan.
Memang, semua media cetak berbahasa Arab yang pernah terbit di Indonesia itu sekarang sudah tinggal cerita. Dan apabila kita mau mencari bukti atau arsipnya, adanya hanya di museum atau pada orang-orang tertentu yang suka koleksi barang-barang antik. Namun setidaknya semua itu menjadi bukti bahwa penutur bahasa Arab di negeri ini pada saat itu jumlahnya cukup banyak, karena itu mereka memerlukan media informasi untuk konsumsi mereka. Ternyata media itu berbahasa Arab, berarti mereka bekomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab juga. Di sisi lain, dengan pernah adanya media-media berbahasa Arab itu, kita juga bisa memaknai bahwa bahasa Arab di negeri ini pernah mencapai masa keemasannya pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia.
Kita juga tidak boleh mengkambinghitamkan orang lain atau kelompok lain atas matinya seluruh media cetak berbahasa Arab itu. Patut kiranya kita sebagi muslim melakukan introspeksi diri dan mengembalikan kepada kelamahan kita dalam mempertahankan dan menjaga bahasa Arab di negeri ini. Kita juga tidak boleh beralasan karena kelemahan itu, kemudian kita sekarang tidak melakukan usaha untuk mengembalikan kejayaan bahasa Arab itu kembali. Justru yang harus selalu kita bangun dalam diri kita adalah semangat untuk berkontribusi dalam melayani bahasa al Quran ini.
Kawan…
Bahasa al Quran pernah jaya di negeri kita, sangat logis kiranya kalau kita katakana bahwa bahasa itu akan menggeliat kembali di bumi pertiwi ini. Sudah barang tentu bahasa utama kita adalah bahasa Indonesia, kita cuma ingin bermimpi kalau bahasa Arab pada tahun 2050 nanti akan menjadi bahasa dalam posisi kedua di Indonesia. Rasanya mimpi ini tidak mustahil akan menjadi kenyataan. Alasan yang paling logis karena jumlah pemeluk Islam di negeri ini mayoritas, dan semuanya pasti meyakini bahwa belajar bahasa Arab itu penting dan hukum mempelajarinya adalah wajib karena itu bahasa al Quran. Maka, mimpi itu sungguh sebentar lagi akan menjadi kenyataan, marilah kita lukis Indonesia dengan Bahasa Arab.
Hanya ada dua pekerjaan besar untuk melukis Indonesia dengan bahasa Arab. Pertama; bagi pemegang kebijakan di negeri ini harus bisa membuat kebijakan yang bisa memberi peluang kepada bahasa al Quran untuk dipelajari dan diajarkan. Saya pernah mendengar ada seorang bupati yang mewajibkan bahasa Arab diajarkan di seluruh SMP dan SMA Negeri di wilayah kekuasaannya. Sungguh kita mendambakan munculnya bupati-bupati lain yang mengeluarkan kebijakan sama. Seandainya yang membuat kebijakan itu adalah gubernur atau bahkan presiden, tentu dampaknya akan semakin luas lagi.
Kedua adalah bagi rekan-rekan saya yang menekuni bidang pembeljaran bahasa Arab, baik dosen, guru maupun mahasiswa, ada tiga tugas utama kita, yaitu mengubah persepsi yang selama ini ada di masyarakat Indonesia bahwa bahasa Arab itu sulit, harus segera dicarikan jalan keluarnya, sehingga persepsi yang baru adalah bahwa belajar bahasa Arab itu mudah. Tugas kita yang lain adalah memenuhi tuntutan untuk melahirkan guru-guru yang handal yang mengajarkan bahasa Arab dengan sukses. Sedangkan tugas berikutnya adalah mewujudkan kurikulum dan buku ajar bahasa Arab yang mudah dan membisakan.
Atas dukungan dari Dzat yang telah memilih bahasa Arab sebagai bahasa al Quran, atas ijin dari Dzat yang telah memberi penegasan bahwa Dialah yang akan menjaga al Quran temasuk bahasanya, juga dengan terlaksananya dua tugas besar itu, mimpi melukis Indonesia dengan bahasa Arab akan segera terwujud. Wallahu a’lam.

===============
Sumber
Email : cak.uril@gmail.com

Materi BINA

Materi BISA

 

© 2013 Madrasatiy. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top